Pagi ini ku terbangun seperti biasanya, jam 2.30. masih sunyi dan sepi, dadaku masih terasa sakit mengingat malam kemarin saat ku bangun terdengan keramaian anak-anak asrama Khadijah berhamburan menuju masjid sekolah untuk melaksanakan zikir dan shalat tahajut bersama.
"Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji" (Q.S. 17:79 ).
Tapi 1/3 malam kali ini berbeda, sunyi sepi dan hanya ada suara batuk-batuk dari teman yang tidur di kamar depan kosan At-tasqif.
"Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji" (Q.S. 17:79 ).
Tapi 1/3 malam kali ini berbeda, sunyi sepi dan hanya ada suara batuk-batuk dari teman yang tidur di kamar depan kosan At-tasqif.
Rindu, jujur ku rasakan batin ini rindu akan suasana ceria anak-anak SMP-SMA Khadijah yang selalu bercanda dan bercerita bersama. Sebagai seorang pembimbing asrama, mereka sering bercerita dan mengeluh kepadaku tentang guru, Ibu, Bu Dhe, dan para staf yang ada di sekolah maupun diasrama.
Yah, itu semua masa lalu. Sekarang aku akan memulai hidup yang lebih jelas lagi. Takkan ku biarkan masa lalu selalu menghantuiku, takkan ku biarkan bayang-bayang semu anak remaja yang ceria dan cerdas mengisi ruang pikiranku. 101 hari tinggal bersama mereka benar-benar membuatku meneteskan air mata haru dan semangat baru.
Masih ingat, saat pertama kali ku injakkan kaki ku di sebuah rumah panti asuhan berlantai tiga yang terletak di Jalan H.Saikin no.53, ku rasakan bau anyir tikus, dan suasana tempat yang kurang bersih dan nyaman. Dari pintu gerbang besi yang dirantai gembok ku mengintip kalau saja ada orang didalam rumah itu, "Assalamu'alaikum.... tok-tok,!" ku ketuk-ketuk pintu gerbang besi itu.
"Wa'alaikumsalam, ada apa ya mbak?" suara seorang wanita muda yang tiba-tiba muncul di balik pintu besi itu mengangetkanku.
"Bu Ade nya ada dek? saya sudah ada janji dengan beliau hari ini" tanyaku buru-buru, kemudian wanita muda itu menyuruhku masuk dan berkata "Ada mbak, lagi ngajar di atas, sebentar saya panggilkan" jawabnya lugu.
Sepuluh, dua puluh menit aku menunggu beliau di sebuah kursi plastik putih disebuah ruang yang berlantai putih dengan pojok-pojok ruangan yang penuh dengan barang-barang bekas yang ku anggap sebagai tempat bersarangnya tikus-tikus got yang bau. Lima menit kemudian datanglah sesosok wanita berjilbab dan berkerudung anggun dari lantai dua yang berjalan menuruni tangga dengan tenang dan penuh wibawa sambil tersenyum lembut menatapku.
"Assalamu'alaikum bu, saya dewi yang kemarin sms" ucapku sambil menjabat tangan beliau yang lembut.
"Wa'alaikumsalam... oh, Dewi ya, silahkan duduk, maaf sudah menunggu lama." sapa beliau mempersilahkan aku duduk kembali.
Kami pun berbincang-bincang lama, beliau memaparkan tentang panti dan sekolah yang beliau pimpin selama bertahun-tahun. Leherku pun mulai terasa pegal menatap beliau yang sangat bersemangat bercerita tentang keadaannya selama ini. Pantatku pun mulai panas duduk diatas kursi plasti ini, mataku juga mulai sayu dan ngantuk menatap wajah beliau yang anggun tapi penuh makna, namun demi sebuah misi, aku rela menahan semua ini selama dua jam.
Setelah menyerahkan CV, Surat pengantar dan fotocopi KTP, hatiku mulai lega karena beliau langsung bertanya, "Kapan anda siap memulai bekerja?" tuturnya pasti. "Insyallah awal bulan November bu, karena di Ciputat saya masih ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan." Jawabku ringan.
Aku pun berpamitan untuk pulang meninggalkan kediaman beliau yang penuh suasana hening itu. Di jalan menuju kosan At-tasqif hati ku bernyanyi ria menyambut kebahagiaan atas diterimanya kerjasama dengan yayasan yang baru saja aku kunjungi. Sekarang harapan untuk meneruskan kuliah S2 Psikologi Islam di UI sudah mulai terbuka terang, ku akan berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan biaya kuliah nanti. Pasti Bisa!! itu lah kata-kata yang selalu ku ucapkan dalam hati.
Bersambung....
"Assalamu'alaikum bu, saya dewi yang kemarin sms" ucapku sambil menjabat tangan beliau yang lembut.
"Wa'alaikumsalam... oh, Dewi ya, silahkan duduk, maaf sudah menunggu lama." sapa beliau mempersilahkan aku duduk kembali.
Kami pun berbincang-bincang lama, beliau memaparkan tentang panti dan sekolah yang beliau pimpin selama bertahun-tahun. Leherku pun mulai terasa pegal menatap beliau yang sangat bersemangat bercerita tentang keadaannya selama ini. Pantatku pun mulai panas duduk diatas kursi plasti ini, mataku juga mulai sayu dan ngantuk menatap wajah beliau yang anggun tapi penuh makna, namun demi sebuah misi, aku rela menahan semua ini selama dua jam.
Setelah menyerahkan CV, Surat pengantar dan fotocopi KTP, hatiku mulai lega karena beliau langsung bertanya, "Kapan anda siap memulai bekerja?" tuturnya pasti. "Insyallah awal bulan November bu, karena di Ciputat saya masih ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan." Jawabku ringan.
Aku pun berpamitan untuk pulang meninggalkan kediaman beliau yang penuh suasana hening itu. Di jalan menuju kosan At-tasqif hati ku bernyanyi ria menyambut kebahagiaan atas diterimanya kerjasama dengan yayasan yang baru saja aku kunjungi. Sekarang harapan untuk meneruskan kuliah S2 Psikologi Islam di UI sudah mulai terbuka terang, ku akan berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan biaya kuliah nanti. Pasti Bisa!! itu lah kata-kata yang selalu ku ucapkan dalam hati.
Bersambung....

Tidak ada komentar:
Posting Komentar