Agama
Islam yang dibawa oleh nabi Muhamad saw adalah agama yang memberikan
kemaslahatan bagi semesta Alam (Ramatan lil A’lamin) kata “rahmat” mencakup
makna yang amat luas. Dari kata itu dapat dipahami bahwa keselamatan adalah
rahmat. Tidaklah berlebihan jika diakatakan bahwa akal pikiran adalah rahmat
yang istimewa, karena semua jenis rahmat yang disebutkan itu hanya dapat
dinikmati dan dirasakan sepenuhnya oleh orang yang mempunyai intelegent yang
tinggi.[1]
Dunia
pendidikan Islam dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin kompleks.
Persoalan pendidikan Islam yang dihadapi bukanlah tantangan yang dibiarkan
begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi tercapainya
kualitas yang baik.
Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewaris kebudayaan
dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap
berkelanjutan. Dari segi indiviu pendidikan berarti pegembangan potensi-potensi yang terdalam. Pandangan lainnya adalah pendidikan
yang ditinjau dari segi masyarakat dan dari segi individu sekaligus. Dengan
kata lain, pendidikan dipandang sebagai sekumpulan pewaris kebudayaan dan
pengembang potensi-potensi.
Pada pengembangannya pendidikan dipahami orang tidak hanya dari tiga sudut pandang di atas, bahkan melahirkan teori-teori baru yang tentu saja sangat
positif bagi kegiatan pengkajian. Namun, tidak hanya sampai
di situ, perkembangan ini pula telah melahirkan berbagai keracunan dari
pengertian pendidikan itu sendiri.
Allah
SWT telah memberikan manusia akal yang dibekali dengan pemikiran dan ide-ide
yang cemerlang dan kreatif agar digunakan untuk berfikir dan mempelajari alam
semesta. Sehingga dari hal tersebut diatas timbul permasalahan yang mengandung
pertanyaan bagi penulis yang akan dibahas dalam buku ini.
[1] Prof.Dr.Chatibul
Ummam (ed.).,Air, Kebersihan Lingkungan menurut ajaran Islam, (Jakarta :
MUI,1998).h.II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar