Allah swt, menciptakan manusia
tidak hanya sekedar berupa materi (badan, organ, makanan, dll), tapi Allah swt
juga menciptakan ruh dan akal untuk manusia. Ruh adalah sesuatu yang ghaib
namun bisa dirasakan keberadaanya. Sedangkan akal adalah sesuatu yang sangat
istimewa, karena hanya makhluk manusia sajalah yang memilikinya. Nah, dari ruh
dan akal tersebut, muculah perilaku atau
akhlak yang bermacam-macam.
Dari kecil, seorang anak sudah bisa
diketahui akhlaknya. Karena akhlak terbentuk dari pengaruh keluarga,
lingkungan, dan peraturan pergaulan yang ia alami dalam kehidupan
sehari-harinya. Jika seseorang tumbuh dalam keluarga yang mengadopsi peraturan
kapitalis, maka akhlaknya akan kapitalis juga, begitu juga dengan orang yang hidup
dalam peraturan islam, maka akan terbentuk akhlak yang sesuai dengan syari’ah
islam.
Bagaimanakah moral kita sekarang
bisa terbentuk seperti ini?? Itu karena sebuah sistem.
Melihat keadaan
sekarang Figuritas sudah sangat mengakar pada
kehidupan kita, dimulai dari kalangan rakyat jelata, pelajar, mahasiswa, pejabat,
imam, ulama dan sebagainya. Mereka yang sudah terjangkiti virus ini akan
memandang baik apa yang menjadi figur mereka lakukan.
Ketika seorang
santri di suatu pesantren sudah terjangkiti virus ini ia akan melihat
bahwa hal yang menjadi figurnya yakni kyai di pesantren itu maka ia akan
mencontohnya entah itu baik atau pun buruk. Contohnya ketika kyai itu melakukan
perbuatan maksiat yang jelas-jelas dilarang oleh islam, maka seorang santri
yang hanya melihat tanpa berfikir panjang tentang perbuatan kyai tersebut akan
mengikutinya. Inilah salah satu bahaya virus figuritas ini karena hidup orang
tersebut hanya bergantung pada orang lain.
Padahal Allah
berfirman :
“Allah adalah tempat bergantung segala sesuatu” (Q.S. Al Ikhlas :
2)
Dengan demikian
santri itu akan senantiasa mengikuti kyai yang menjadi figurnya. Padahal Allah
sudah jelas menyatakan bahwa “Al haq mirabbikum” Kebenaran hanya datang dari
Allah bukan yang lain.
Sebagai contoh
lain ketika pada masa pergantian Kepimpinan Islam yakni setelah
sepeninggal Nabi Muhammad wafat maka tonggak kepimpinan pun dipegang Abu Bakar
Ash Shidiq maka ummat yang pada saat itu bersatu padu kini terpecah karena
sebagian golongan yang menolak Abu Bakar Ash Shidiq tersebut terselip virus
figuritas karena ummat yang terjangkiti virus ini menganggap bahwa Abu Bakar
Ash Shidiq hanya manusia biasa dan tidak sama seperti Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Abu Bakar berkata, ”Barangsiapa
menyembah Muhammad, maka persaksikanlah, bahwa Muhammad telah mati. Maka
barangsiapa menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tak akan pernah mati.”
Kata-kata Abu Bakar begitu mengena
di hati para sahabat. Umar bin Khattab terduduk lemas. ”Aku seperti baru
pertama kali mendengar ayat tersebut,” desahnya. Walhasil, Abu Bakar berhasil
menghilangkan penyakit figuritas.
Allah swt berfirman :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun,
dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
(QS Ali Imraan: 144).
Mereka itulah yang tidak
menggunakan Al-qur’an dan sunah sebagai pedoman keseluruhan dalam hidupnya
sebab ketaatan mereka tidak ikhlas untuk mengharapkan keridhoaan Allah yang
sebenarnya pada saat itu Allah sedang menguji mereka dengan pergantian
Kepimpinan Islam dari Nabi Muhammad kepada Abu Bakar Ash Shidiq dan karena
Allah hanya menerima mereka yang baik yakni yang hanya ikhlas mengharapkan
keridhoaan-Nya.
Jadi sebisa mungkin
moral atau akhlak kita tidak berlandaskan figuritas saja, karena figuritas
hanya kepada Nabi Muhammad saw. Dan seandainya kita memiliki seseorang yang
menjadi figure dalam kehidupan ini, alangkah baiknya di lihat dalam segi
positifnya saja. Bukan figur secara total (baik/buruknya ditiru keseluruhan).
Karena kita sudah mempunyai pedoman yang sangat sempurna, yaitu syari’at islam
yang mengatur secara keseluruhan kehidupan kita di dunia.
Tentunya kita semua
tidak ingin penyakit virus figuritas ini terus diderita oleh teman, dan
keluarga kita. Karena figuritas juga bias mengantarkan kepada perbuatan sesat
yang berujung murka dan siksa Allah. So, bagaimana seharusnya kita bertindaka
untuk membasmi penyakit ini? Terus mengkaji islam, dan terus perjuangkan islam
agar dapat menjadi hukum yang mengatur kehidupan kita secara menyeluruh.
Terus buka mata
saudara dan teman-teman kita, bahwa sistem saat ini, adalah sistem kapitalis.
Yang terus menggrogoti keimanan kita dan menjauhkan kita dari hukum Allah swt,
yaitu islam.
Hamasah with Islam.
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar